ADOLESCENT PERCEPTIONS ABOUT EARLY MARRIAGE (Descriptive Study in SMAN 7 Sarolangun)

Vivi Dahlia(1*), Netrawati Netrawati(2),

(1) Universitas Negeri Padang
(2) Universitas Negeri Padang
(*) Corresponding Author




Abstract

This research is motivated by the phenomenon of early marriage that occurs among adolescents. Early marriage is a marriage that starts from the age of 16 years to 19 years. The ideal age for getting married at the age of 21 years. This study aims to (1) describe adolescent perceptions about early marriage from the cognitive aspect (2) describe adolescent perceptions about early marriage viewed from the affective aspect (3) describe adolescent views about early marriage viewed from the conative aspect.The type of research used is quantitative with descriptive research. The sample in this study students of class X, XI, XII SMA 7 Sarolangun with 246 students. The data collection tool used was a questionnaire. Data analysis techniques using percentage techniques.The results showed that: The results showed that: (1) adolescents' perceptions of early marriage viewed from the cognitive aspects in Sarolangun 7 High School were in a fairly good category with a percentage of 80%, (2) adolescent perceptions about early marriage viewed from the affective aspects in Sarolangun 7 High School in the pretty good category with a percentage of 76%, (3) adolescent perceptions about early marriage seen from the cognitive aspects at SMA Negeri 7 Sarolangun are in the quite good category with a percentage of 56%. According to the research findings, counselor and teachers need to provide guidance and counseling services to adolescents regarding early marriage.

Keywords

Perception; Adolescent; Early Marriage

References

Afdal, A., Suya, M., Syamsu., S., & Uman, U. (2014) Bimbingan Karir Kolaboratif dalam Pemantapan Perencanaan Karir Siswa SMA. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 2(3), 1-7.

Ardi, Z., Ibrahim, Y., & Said, A. (2012). Capaian Tugas Perkembangan Sosial Siswa dengan Kelompok Teman Sebaya dan Implikasinya Terhadap Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling, 1(1).

Ardi, Z., Neviyarni., Karneli, Y & Netrawati. 2019. Analisis Pendekatan Adlerian dalam Konseling Kelompok untuk Optimalisasi Potensi Diri Siswa. Jurnal Pendidikan Indonesia. 5(1), 7-12

Azhar, S. K., & Daharnis, I. S. (2013). Persepsi Siswa Tentang Layanan Informasi Kesehatan Reproduksi Remaja yang di Berikan Guru BK SMAN 1 Kubung. Jurnal Ilmiah Konseling. Volume 2 (1).

Ali, M. (2014). Psikologi Remaja. Jakarta: Bumi Aksara.

Dlori, M. M. (2005). Jeraratan Nikah Dini, Wabah Pergaulan. Yogyakarta: Binar Press.

Desiyanti, I, W. (2015). Faktor-faktor yang Berhubungan terhadap Pernikahan dini Pada Pasangan Usia Subur di Kecamatan Mapanget Kota Manado. Jurnal Volume 5 (2).

Febriani, R., Ibrahim, Y., & Ifdil, I. (2015). Hubungan Persepsi Siswa tentang Proses Peminatan dengan Aspirasi Karir Siswa. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 3(1), 29-34.

Fenti, F. (2012). Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rajawali Pers.

Hadi, M. (2017). Persepsi Remaja tentang Pernikahan Dini di Desa Banyukuning Kecamatan Bandung Kabupaten Semarang. Jurnal Geografi. 5(3)

Irsandef, A. B., Taufik, T., & Netrawati, N. (2018). Profile of Emotional Intelligence and Spiritual Intelligence of Adolescents from Divorced Famillies. JPPI (Jurnal Penelitian Pendidikan Indonesia), 4(2), 84-95.

Juliana, J., Ibrahim, I., & Sano, A. (2014). Konsep Diri Remaja pada Masa Pubertas dan Implikasinya terhadap Layanan Bimbingan dan Konseling. Jurnal Konseling dan Pendidikan, 2(1), 1-7.

Karneli, Y., Firman, F., & Netrawati, N. (2018). Upaya Guru BK/Konselor untuk Menurunkan Perilaku Agresif Siswa dengan Menggunakan Konseling Kreatif dalam Bingkai Modifikasi Kognitif Perilaku. Pedagogi. Jurnal Ilmu Pendidikan, 18 (2). 113-118.

Kartono, K. (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta: Rajawali Press.

Konopka. (1997). Psikologi Perkembangan Pengantar dalam Berbagai Perkembangannya. Yogyakarta:Gajah Mada University Press.

Netrawati, N., Khairani, K., & Karneli, Y. (2018). Upaya Guru BK untuk Mengentaskan Masalah-Masalah Perkembangan Remaja dengan Pendekatan Konseling Analisis Transaksional. Jurnal Bimbingan dan Konseling Islam. 2 (1). 79-90.

Purwanti, W., Firman, F., & Sano, A. (2013). Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Pelaksanaan Asas Kerahasiaan Oleh Guru BK dengan Minat Siswa Untuk Mengikuti Konseling Perorangan. Konselor, 2(1).

Prayitno, E. (2006). Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Angkasa Raya.

Sarwono, W. S. (2014). Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali Press.

Santrock. (2003). Adolescence. Jakarta: Erlangga.

Sobur, A. (2011). Psikologi Umum. Bandung: Pustaka Setia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Pekawinan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.

World Health Organization. (2015 Mei). Adolescent Development: Topics at Glance. Diperoleh dari http://www.who.int/maternal_child_adolescent/

topics/adolescence/dev/en/#.

Yusmanita. (2017). The Phenomenon Frly Marriage In The Village Suhada District Enok Districts Indra Giri Hilir.Jurnal Volume 4 (2).


Full Text: PDF

DOI: 10.24036/00177kons2019
10.24036/00177kons2019

Article Metrics

Abstract View : 210 times
PDF : 154 times

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.